BIOZA BAND digawangi oleh Empat orang asal Baturaja (Sum -Sel), Rendra(vokal), ), Natha (gitar), yoga (bas) dan rian(drum).
Sebelum bergabung dalam satu band, para personel bioza sempat tergabung di band lain, namun akhirnya mereka sepakat bergabung dalam satu band,Bioza. Bermula dengan ingin mengembangkan bakat dijalur Musik yang mempunyai Visi & Misi serta semangat juang yang sama membuat keinginan kami untuk Mengikuti ajang panggung maupun Festival Musik.
Menurut Personilnya mereka tidak pernah mementingkan Idealisme dari masing-masing personel. Dengan memberikan kebebasan yang benar-benar bebas dan tidak ada batasan dalam permainan adalah salah satu hal yang membuat musik mereka makin kuat.
Nama BIOZA…..??? Cukup sederhana,BIOZA adalah nama salah satu tantara romawi,yang mempunyai keberanian dalam menggapai suatu hal,baik dalam pertempuran,atau juga dalam percintaan dalam pengertian setiap personel memiliki keinginan dan cita – cita yang tinggi dengan keberanian seperti, BIOZA dengan harapan musik mereka dapat dikenal dan diterima semua kalangan pecinta musik .
Mereka mempunyai Rasa Solidaritas antar sesama / Anti Rasis. Lirik Musik merekapun diambil dari kehidupan
sehari-hari, dari Masalah Sosial, Problema Cinta dua orang manusia yang menjelma jadi sumber “Inspirasi”. Mereka tidak membatasi kreatifitas musik mereka pada Genre tertentu. menurut mereka Penilaian tentang musik yang dimainkan tidak boleh dari dalam pikiran sendiri, karena orang akan mengenal suatu Band pasti dari lagu yang dapat dijadikan obat ampuh untuk menghibur di setiap waktu.
Yang paling menarik perhatian masing-masing personel memiliki hal-hal kesukaan yang berbeda, ini semua membuat keanekaragaman yang dipadukan ke dalam “feel” musik mereka.
sooo..siapa aja yg udah denger musik mereka...meski dia lg sedih pasti ksedihan nya itu akan hilang...
emmmz itulah tujuan kami BIOZAAAA
Untuk Mendengar dan mendownload karya dari BIOZA Band silahkan klik Disini
Baturaja Indie
Perkembangan Musik di Indonesia yang memiliki warna tersendiri dalam setiap perjalanannya memberikan dampak tersendiri pada perkembangan musik Indie di Kota Baturaja.. Blog ini kami dedikasikan buat rekan-rekan musisi kreatif yang ada di kota Baturaja dan sekitarnya yang ingin berbagi karyanya untuk memajukan perkembangan musik di kota tercinta kita.... Bagi yang ingin bergabung kirim Infonya via Pesan ke FB saya http://www.facebook.com/Ejhax21 Salam Indie Baturaja....
Rabu, 12 Oktober 2011
Kamis, 21 Juli 2011
Cara mengirim demo lagu
Untuk posting kita kali ini, kita coba share cara-cara kirim demo lagu kita ke mayor label secara umum, info kita dapat dari berbagai sumber. Secara umum mungkin hampir sama untuk persyaratan dari satu label ke label lain, cuma secara keseluruhan prosedur umum pengiriman demo lagu ke mayor label. Lagu disini bisa dalam format band juga Solo, kita juga bisa mengirimkan lagu kita walau kita hanya seorang pencipta lagu dan mencoba menawarkan hasil karya kita untuk di publikasikan pihak mayor label.
Dari beberapa label/perusahaan rekaman yang ada, biasanya mereka menerapkan ketentuan dalam pengiriman demo rekaman, beberapa syarat diantaranya adalah:
1. Demo BUKAN merupakan master rekaman, tapi berbentuk copy dalam CD / kaset.
2. Demo yang masuk menjadi hak milik perusahaan rekaman dan tidak dapat dikembalikan.
3. Lagu yang direkam minimal 3 (tiga) buah (Kecuali untuk Pencipta Lagu).
4. Menyertai teks lagu
5. CD / kaset harus diberi nama, baik pada cover dan juga di CD / kaset tersebut.
6. Biodata harus lengkap, berikut alamat & nomer telphone yang bisa dihubungi.5. CD / kaset harus diberi nama, baik pada cover dan juga di CD / kaset tersebut.
7.Menyertai foto ukuran post card, minimal 2 lembar (Kecuali untuk Pencipta Lagu).
8..Perusahaan Rekaman menjamin bahwa demo lagu yang masuk tidak akan disalahgunakan atau digunakan tanpa izin dan kontrak resmi kepada pemilik lagu yang bersangkutan
untuk alamat mayor label udah kita bahas di posting sebelumnya, sebagai tambahan info, untuk beberapa mayor label, kita bisa mengirimkan demo melalui internet di situs mereka juga kita menyerahkan dalam bentuk fisik CD, tapi alangkah lebih bagus kualitas suara dan kelengkapan data kalau kita menyerahkan dalam bentuk CD lengkap dengan persyaratan diatas
Berikut beberapa Lable yang membuka kesempatan untuk pengiriman Demo lagu baik secara Online, Via Pos maupun Diantar Langsung :
1. E-Motion Entertainment
Demo rekaman dikirimkan ke:
Divisi A&R PT. E-Motion Entertainment
Jl. Blora No.5 Jakarta 10310 Indonesia
T : 62-21- 3102888; 3103888
F : 62-21-3155777
F : 62-21-3155777
Atau dapat memasukan demo digital kalian melalui website : www.e-motion.co.id
2. SONY BMG
Demo rekaman dikirimkan ke:
Department A&R SONY BMGPO BOX 1818
JKP 10018
3. UNIVERSAL MUSIC INDONESIA
PT. Suara PublisindoMidplaza 2, 19th Floor
Jl. Jendral Sudirman Kav. 10-11 Jakarta 10220 Indonesia
Tel.: + 62 21 571 1777 or 662 6938
Fax.: + 62 21 574 2091
Email: Publishing Officer – Damayanti Ariandini
Web Address: http://www.universalmusicpublishing.com
4. AKSARA RECORDS
Jl.Brawijaya XII/1
Jakarta 12160
T:021-7251006
F:021-7395056
C:0818-66-777-1
5. WIN RECORDS
Jl Pembangunan 1/80
Jakarta Pusat Indonesia
Phone: (6221) 549 4714
Director: Erwin Indrawan
6. PT MEDIA NADA SELARAS
Chase Plaza 22nd Floor,
Jl Jend Sudirman Kav 21,
Jakarta 12920 Indonesia
Phone: (6221) 570 4335
Fax: (6221) 570 6374
Email: rudyu@cbn.net.id
President director: Jusup Halimi
Business development manager: Rudy Utomo
7. PT GEMA NADA PERTIWI
JI Mangga Besar IV/1-30
Jakarta Barat 11170 Indonesia
Phone: (6221) 629 6524
Fax: (6221) 639 6491
Director: Hendarmin Susilo
Indonesian labels: Pertiwi, Gema, Antique, Junior, Gema Nada, Harmoni,
8. MUSICA STUDIO'S
Jl Perdatam Raya 3, Ps Minggu
Jakarta Selatan Indonesia
Phone: (6221) 799 2327
Fax: (6221) 798 1240
Director: Sendjaja Widjaja
Jl.Brawijaya XII/1
Jakarta 12160
T:021-7251006
F:021-7395056
C:0818-66-777-1
5. WIN RECORDS
Jl Pembangunan 1/80
Jakarta Pusat Indonesia
Phone: (6221) 549 4714
Director: Erwin Indrawan
6. PT MEDIA NADA SELARAS
Chase Plaza 22nd Floor,
Jl Jend Sudirman Kav 21,
Jakarta 12920 Indonesia
Phone: (6221) 570 4335
Fax: (6221) 570 6374
Email: rudyu@cbn.net.id
President director: Jusup Halimi
Business development manager: Rudy Utomo
7. PT GEMA NADA PERTIWI
JI Mangga Besar IV/1-30
Jakarta Barat 11170 Indonesia
Phone: (6221) 629 6524
Fax: (6221) 639 6491
Director: Hendarmin Susilo
Indonesian labels: Pertiwi, Gema, Antique, Junior, Gema Nada, Harmoni,
8. MUSICA STUDIO'S
Jl Perdatam Raya 3, Ps Minggu
Jakarta Selatan Indonesia
Phone: (6221) 799 2327
Fax: (6221) 798 1240
Director: Sendjaja Widjaja
Senin, 20 Juni 2011
Nu Point Band
Nu Point digawangi oleh lima orang asal Baturaja (Sum -Sel), steff (vokal), Ejhax(keyboard), steen (gitar), wanda (bas) dan Vebrian(drum).
Sebelum bergabung dalam satu band, para personel Nu Point sempat tergabung di band lain, namun akhirnya mereka sepakat bergabung dalam satu band, Nu Point.
Alasan menggunakan nama 'Nu Point'(ide nama muncul dari mentor mereka brams), karena mereka menilai nama tersebut begitu familiar, sederhana, serta gampang diingat dan ditulis. Kata 'Nu Point' juga menurut para personelnya mengandung arti awal yang baru atau kembali ke titik nol. Dimana mereka memaknainya sebagai awal yg baru dalam hidup mereka.
Setelah nama didapat, maka Nu Point pun langsung membuat demo lagu (dari beberapa lagu yg sudah ada 10 lagu pertama dikerjakan sendiri oleh para personil Nu Point).
Sampai saat ini mereka masih berusaha mencari managemen untuk tempat mereka bernaung.
Lihat Kegiatan dan dengar Lagu-lagu dari NuPoint Band Disini
untuk Melihat Video Live dari Nu Poin klik Disini
TheLima Band
Thelima Band adalah Band Indie Lebel asal kota Baturaja Sumatera Selatan yang merupakan gabungan dari beberapa warna musik yang dibawa oleh masing-masing Basic bermusik personilnya...
sehingga menghasilkan warna musik yang unik pada aransementnya dan mudah-mudahan dapat diterima oleh pencinta musik di tanah air...
Group Band yang di awaki oleh :
Ramond : Vockal
Ejhax : Keyboard
Chopate : Drum
Eko : Gitar 1
Nano : Gitar 2
Bembenk : Bass
sudah mempunyai satu Album yang bertajuk Semuanya Indah...
dalam lagu ini ada 10 buah lagu yang di Aransment dengan Genre yang berbeda..
Untuk Melihat Video Klip TheLima Band klik Disini
Untuk Download Lagu-lagu TheLima Band Klik Disini
Thiga Band
THiGA adalah sebuah awal dan akhir perjalanan dari 5 personilnya. Andrea, Steff, Defri, Herdy dan Wawan. THiGA telah mengikat mereka dalam sebuah lingkup pertemanan dan juga musik. Nama THiGA sendiri dipakai karena ke-5 personil band ini berasal dari 3 daerah yang berbeda pula.
Dengan pemakaian nama tersebut THiGA berharap meski banyak perbedaan diantara mereka namun tetap satu Visi dan Misi dalam bermusik, sehingga dapat menciptakan harmoni yang indah dalam karya-karya mereka. Akhirnya disepakatilah nama ini pada 14 Desember 2008. Meskipun terbilang masih cukup muda usia band ini, tapi pengalaman masing-masing personil yang tidak sedikit membuat THiGA percaya akan pengolahan sound, lirik, juga aransemen musik mereka.
THiGA sendiri sangat terpengaruh oleh Alterbridge, Padi, dan beberapa band lain yang menjadi panutan mereka. Pemilihan rangkaian nada-nada dalam musiknya berhasil membuat lagu-lagu THiGA bercirikan musik ber-distorsi yang catchy seperti musik pop. Pop alternative adalah titik tengah aliran musik kami ber-5
‘Kawan Sejati’ menjadi salah satu andalan dari beberapa lagu yang telah kami ciptakan dan rekam. Lagu ini bercerita tentang persahabatan semasa kecil meski harus terpisah kala dewasa, kerinduan yg tak terbendung mengantarkan mereka pulang dan tak terpisahkan lagi.
Selain itu masih ada lagu “di Hatimu’ yang bercerita tentang kegundahan seorang wanita, dan kepedulian serta rasa cinta sang pria, juga lagu “Cerita rindu” yg bercerita tentang cinta, angan dan mimpi yang kerap hadir dalam kehidupan manusia.
THiGA berharap bisa bertahan dan menjadi bagian dalam evolusi musik Indonesia.
Untuk Melihat Kegiatan Thiga Band Klik Disini
Dengerin Lagu-lagu Thiga Band Disini
Lihat Video Klip dari Thiga Band Disini
Dengan pemakaian nama tersebut THiGA berharap meski banyak perbedaan diantara mereka namun tetap satu Visi dan Misi dalam bermusik, sehingga dapat menciptakan harmoni yang indah dalam karya-karya mereka. Akhirnya disepakatilah nama ini pada 14 Desember 2008. Meskipun terbilang masih cukup muda usia band ini, tapi pengalaman masing-masing personil yang tidak sedikit membuat THiGA percaya akan pengolahan sound, lirik, juga aransemen musik mereka.
THiGA sendiri sangat terpengaruh oleh Alterbridge, Padi, dan beberapa band lain yang menjadi panutan mereka. Pemilihan rangkaian nada-nada dalam musiknya berhasil membuat lagu-lagu THiGA bercirikan musik ber-distorsi yang catchy seperti musik pop. Pop alternative adalah titik tengah aliran musik kami ber-5
‘Kawan Sejati’ menjadi salah satu andalan dari beberapa lagu yang telah kami ciptakan dan rekam. Lagu ini bercerita tentang persahabatan semasa kecil meski harus terpisah kala dewasa, kerinduan yg tak terbendung mengantarkan mereka pulang dan tak terpisahkan lagi.
Selain itu masih ada lagu “di Hatimu’ yang bercerita tentang kegundahan seorang wanita, dan kepedulian serta rasa cinta sang pria, juga lagu “Cerita rindu” yg bercerita tentang cinta, angan dan mimpi yang kerap hadir dalam kehidupan manusia.
THiGA berharap bisa bertahan dan menjadi bagian dalam evolusi musik Indonesia.
Untuk Melihat Kegiatan Thiga Band Klik Disini
Dengerin Lagu-lagu Thiga Band Disini
Lihat Video Klip dari Thiga Band Disini
Samudra Band
Berdirinya SAMUDRA Band berawal dari tahun 2007 pada saat mengikuti parade musik yang diadakan oleh studio Gen-X dan salah satu radio swasta di Baturaja pada tanggal 12 agustus 2007 dengan mengusung nama Panglima band dengan Formasi Ramond (vocal), Eko (gitar 1), bembeng (gitar 2), Uut (bass), Chopate (drum) dan Deky (keyboard). Dimana pada pestival tersebut panglima band berhasil menjadi juara ke III.
Setelah festival tersebut kami rutin latihan dan ikut berbagai festival/parade band, merasa mempunyai kecocokan serta visi misi yang sama dalam musik, ide untuk membuat lagu sendiri pun muncul, guna keperluan recording dan menyesuaikan aliran musik kami pun mengganti nama panglima band menjadi the lima band pada tanggal 05 september 2007. dengan komposisi Ramond (vocal), Eko (gitar 1), bembeng (gitar 2), Uut (bass), Chopet (drum) dan Ejhax (keyboard) menggantikan deky. Sebagai langkah awal kami recording lagu sendiri.
Lampung (boni studio) tempat yang kami pilih untuk tempat recording. ada dua lagu yaitu Dengarkanlah (pencipta Bembeng) dan Mata Cintamu (pencipta Ramond). Kedua lagu tersebut alhamdulillah menjadi top request lagu indie di radio yang ada di Baturaja, dampaknya pun The lima sering di undang sebagai bintang tamu diberbagai acara musik yang di adakan di Baturaja.
Dirasa perlu untuk merecord lagu yang lain proses Recording kedua kami lakukan kembali dan Ibong Studio kami pilih sebagai tempat Recording kami. Dimana ada lima lagu yang kami record antara lain Andai kau mengerti (cipt. Chopet), Diam-diam (cipt. Ramond), Semuanya indah (cipt. Ramond), Bahagia sesaat (cipt. Ramond), dan Tak ku genggam lagi (cipt. Ramond). Guna memperkenalkan Beberapa single lagu yang baru ini kembali kami mengupadate koleksi lagu kami di daftar Indie song beberapa Radio di Baturaja dan hasilnya cukup memuaskan karna beberapa single baru kami mendapat sambutan baik di penikmat musik indie Baturaja pada khususnya.
Pada pertengahan bulan November 2009 Thelima Band mengangkat Iwan Kurniawan sebagai Manager dan berhasil menyelesaikan Album kedua dengan formasi yang berbeda dimana Ade di Vokal, TM di Bass, Nano di Lead guitar 1, Eko di Lead guitar 2, Choupate di Drum dan Ejhak tetap di Keyboard. Perombakan ini dilakukan karena alasan kesibukan personil yang lain.
pada awal Februari 2010 kembali terjadi perombakan personil, yang mana Ade yang tadinya menjadi Vocal di gantikan Oleh Rendra yang kami anggap punya Visi misi sama n cocok dengan warna musik kami.
Dikarenakan nama The-lima band sudah dipakai oleh salah satu pendatang baru yang sudah masuk di major lable maka kembali kami merubah nama menjadi SAMUDRA band.
Ketahui tentang Kegiatan Samudra Band Disini
Dengar dan Download Lagu Samudra Band Disini
Lihat Video Live Samudra Band @TMII Jakarta Disini
Setelah festival tersebut kami rutin latihan dan ikut berbagai festival/parade band, merasa mempunyai kecocokan serta visi misi yang sama dalam musik, ide untuk membuat lagu sendiri pun muncul, guna keperluan recording dan menyesuaikan aliran musik kami pun mengganti nama panglima band menjadi the lima band pada tanggal 05 september 2007. dengan komposisi Ramond (vocal), Eko (gitar 1), bembeng (gitar 2), Uut (bass), Chopet (drum) dan Ejhax (keyboard) menggantikan deky. Sebagai langkah awal kami recording lagu sendiri.
Lampung (boni studio) tempat yang kami pilih untuk tempat recording. ada dua lagu yaitu Dengarkanlah (pencipta Bembeng) dan Mata Cintamu (pencipta Ramond). Kedua lagu tersebut alhamdulillah menjadi top request lagu indie di radio yang ada di Baturaja, dampaknya pun The lima sering di undang sebagai bintang tamu diberbagai acara musik yang di adakan di Baturaja.
Dirasa perlu untuk merecord lagu yang lain proses Recording kedua kami lakukan kembali dan Ibong Studio kami pilih sebagai tempat Recording kami. Dimana ada lima lagu yang kami record antara lain Andai kau mengerti (cipt. Chopet), Diam-diam (cipt. Ramond), Semuanya indah (cipt. Ramond), Bahagia sesaat (cipt. Ramond), dan Tak ku genggam lagi (cipt. Ramond). Guna memperkenalkan Beberapa single lagu yang baru ini kembali kami mengupadate koleksi lagu kami di daftar Indie song beberapa Radio di Baturaja dan hasilnya cukup memuaskan karna beberapa single baru kami mendapat sambutan baik di penikmat musik indie Baturaja pada khususnya.
Pada pertengahan bulan November 2009 Thelima Band mengangkat Iwan Kurniawan sebagai Manager dan berhasil menyelesaikan Album kedua dengan formasi yang berbeda dimana Ade di Vokal, TM di Bass, Nano di Lead guitar 1, Eko di Lead guitar 2, Choupate di Drum dan Ejhak tetap di Keyboard. Perombakan ini dilakukan karena alasan kesibukan personil yang lain.
pada awal Februari 2010 kembali terjadi perombakan personil, yang mana Ade yang tadinya menjadi Vocal di gantikan Oleh Rendra yang kami anggap punya Visi misi sama n cocok dengan warna musik kami.
Dikarenakan nama The-lima band sudah dipakai oleh salah satu pendatang baru yang sudah masuk di major lable maka kembali kami merubah nama menjadi SAMUDRA band.
Ketahui tentang Kegiatan Samudra Band Disini
Dengar dan Download Lagu Samudra Band Disini
Lihat Video Live Samudra Band @TMII Jakarta Disini
Kamis, 16 Juni 2011
PENGERTIAN INDIE BAND
Seperti yang kita ketahui bahwa indie brasal dari kata independent yang artinya mandiri atau berdiri sendiri. Kalau dikaitkan dalam sebuah band berarti band indie merupakan sebuah grup yang berdiri sendiri secara mandiri terutama dari segi pendanaan. Itu sejauh yang aku tahu.Sekarang ini khususnya di Indonesia banyak band mayor yang dengan bangga mengatakan dirinya indie (tentu saja berani demikian, toh udah kaya bo hasil dari mayor label tuh ). Padahal banyak hal yang menyulitkan dalam sebuah kata “indie” khususnya bagi mereka yang benar-benar indie band dengan segala sebab terutama pendanaan > kecuali emang mereka band mampu dan kaya raya.
Ada yang mengatakan band indie memiliki prinsip yang kuat dan mengakar dalam sebuah idealisme bermusik, memiliki jalurnya sendiri, penuh inovatif namun mati dalam penyebarannya. Ada yang mengatakan band indie “band yang tak jelas” arah tujuan dalam bermusik, genre apakah yang mereka ciptakan / bawakan ? komersilkah ? dan itu semua memunculkan perdebatan panjang yang tidak membuahkan solusi yang pasti.
Biasanya mereka berkarya berawal dari tujuan pribadi alias sekedar hobi. Namun pada kenyataannya, dengan sedikit keberuntungan dan waktu yang tepat, atas nama independen bermusik sebuah band dapat dikenal masyarakat luas karena “kejeniusan” mereka bermusik. So, mungkin itu yang bisa aku simpulkan asal band indie. Dan siapapun juga yang memiliki kreatifitas dalam bermusik namun bersifat segmented, mereka bisa dikatakan independent. Karena memang seperti itulah kenyataannya.
Seperti diketahui, Indie memang berasal dari kata Independent. Namun harus dibedakan antara independen sebagai:
(1) status artis/band atau minor label yang tidak dikuasai/dikendalikan major label
(2) independen dalam konteks indie sebagai subkultur dan genre musik
Untuk pengertian
(1), sejarahnya dimulai sejak awal abad 20 dengan kemunculan minor label seperti Vocalion atau Black Patti yang kala itu berupaya mengikis dominasi major label semacam Victor, Edison, dsb. Walaupun independensi pada pola dan jaman itu tidak menjalin akar dengan pengertian
(2), mereka bertendensi serupa sebagai antitesis mainstream dengan merilis musik kaum minoritas seperti blues, bluegrass, dsb. Tapi saat itu yang terjadi sekadar rivalitas antara kapital kecil melawan kapital besar dan pergerakannya tidak bersifat integral. Lalu di era 50-an mulai berkembang wacana independen untuk memerdekakan kreativitas dari intervensi kepentingan industri. Kendati demikian, kondisi yang tercipta tidak menghasilkan karakter signifikan. Bipolarisasi terhadap arus utama belum terwujud. Mereka memang berproduksi secara minor tapi iramanya masih mengacu ke pola major label juga. Walaupun bermotif kebebasan berekspresi, mereka hanya independen secara kapital dari major label namun orientasi musiknya tetap setipe major label.
Fat Wreck Chords
Kecenderungan awam dalam menyikapi istilah indie adalah menyamaratakan semua yang independen sebagai “indie”. Dengan demikian itu hanya bertumpu ke unsur kata (independen) saja sebagai kemerdekaan secara harafiah dan tanpa batas. Ada pula yang mempertanyakan “indie” dalam kapasitasnya sebagai kebebasan mutlak. Padahal independensi dalam wacana (2) sangat berbeda dengan (1). Artinya istilah indie sesungguhnya masih merujuk ke spesifikasi tertentu. Indie akan mampu dipahami secara proporsional bila ditelusuri ke konteks historis atau wacana terjadinya pembentukan istilah itu. Namun jarang ada media yang mau menggali lebih dalam. Sehingga “indie” cenderung dikotakkan sebagai musik laris manis yang cocok bagi selera awam. Sedangkan musik indie sesungguhnya yang underrated malah diabaikan. Hal semacam itulah yang kerap menimbulkan miskonsepsi publik bahwa “indie” semata-mata pola kerja dan kemurnian idealisme. Bagaimana bila sebuah band beridealisme mainstream tapi mereka berproduksi secara swadaya? Apakah itu termasuk indie? Tentu tidak. Karena independen secara minor label atau self-released tidak menjamin artis/label itu berkarakter indie. Karena seseorang yang berjiwa mainstream pun bisa saja menghasilkan karya berkarakter mainstream tapi dikemas secara Do-It-Yourself dengan dalih kebebasan ekspresi atau budget minim.
(1) status artis/band atau minor label yang tidak dikuasai/dikendalikan major label
(2) independen dalam konteks indie sebagai subkultur dan genre musik
Untuk pengertian
(1), sejarahnya dimulai sejak awal abad 20 dengan kemunculan minor label seperti Vocalion atau Black Patti yang kala itu berupaya mengikis dominasi major label semacam Victor, Edison, dsb. Walaupun independensi pada pola dan jaman itu tidak menjalin akar dengan pengertian
(2), mereka bertendensi serupa sebagai antitesis mainstream dengan merilis musik kaum minoritas seperti blues, bluegrass, dsb. Tapi saat itu yang terjadi sekadar rivalitas antara kapital kecil melawan kapital besar dan pergerakannya tidak bersifat integral. Lalu di era 50-an mulai berkembang wacana independen untuk memerdekakan kreativitas dari intervensi kepentingan industri. Kendati demikian, kondisi yang tercipta tidak menghasilkan karakter signifikan. Bipolarisasi terhadap arus utama belum terwujud. Mereka memang berproduksi secara minor tapi iramanya masih mengacu ke pola major label juga. Walaupun bermotif kebebasan berekspresi, mereka hanya independen secara kapital dari major label namun orientasi musiknya tetap setipe major label.
Fat Wreck Chords
Kecenderungan awam dalam menyikapi istilah indie adalah menyamaratakan semua yang independen sebagai “indie”. Dengan demikian itu hanya bertumpu ke unsur kata (independen) saja sebagai kemerdekaan secara harafiah dan tanpa batas. Ada pula yang mempertanyakan “indie” dalam kapasitasnya sebagai kebebasan mutlak. Padahal independensi dalam wacana (2) sangat berbeda dengan (1). Artinya istilah indie sesungguhnya masih merujuk ke spesifikasi tertentu. Indie akan mampu dipahami secara proporsional bila ditelusuri ke konteks historis atau wacana terjadinya pembentukan istilah itu. Namun jarang ada media yang mau menggali lebih dalam. Sehingga “indie” cenderung dikotakkan sebagai musik laris manis yang cocok bagi selera awam. Sedangkan musik indie sesungguhnya yang underrated malah diabaikan. Hal semacam itulah yang kerap menimbulkan miskonsepsi publik bahwa “indie” semata-mata pola kerja dan kemurnian idealisme. Bagaimana bila sebuah band beridealisme mainstream tapi mereka berproduksi secara swadaya? Apakah itu termasuk indie? Tentu tidak. Karena independen secara minor label atau self-released tidak menjamin artis/label itu berkarakter indie. Karena seseorang yang berjiwa mainstream pun bisa saja menghasilkan karya berkarakter mainstream tapi dikemas secara Do-It-Yourself dengan dalih kebebasan ekspresi atau budget minim.
Langganan:
Komentar (Atom)




